Pembukaan Milad ke- 2 Lembaga Pembinaan Qiroatil Qur'an (LPQQ) Indonesia di Masjid Agung At-Tin, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2024). (Foto: Akizar)
KABARHIBURAN.id – Indonesia merupakan negara demokrasi berpenduduk muslim terbesar dan menjadi perhatian dunia.
Akan tetapi, mirisnya penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 280 juta ini – 65 persen atau sekitar kurang lebih 149 juta orang muslim Indonesia belum bisa membaca Al-Qur’an.
“Padahal, organisasi keagamaan Islam terbesar di dunia pun, adanya di Indonesia,” jelas Kyai Mahfud Sholeh Zarkasyi dalam kata sambutan pembukaan Milad ke- 2 Lembaga Pembinaan Qiroatil Qur’an (LPQQ) Indonesia di Masjid Agung At-Tin, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2024).
Lebih jauh Zarkasyi menuturkan, karena para guru ngaji Indonesia dianggap sebagai pelengkap saja. Dari masyarakat kebanyakan, para orang tua bila ingin menjadikan anak-anaknya pintar – mereka bersedia banyak mengeluarkan dana untuk sekolah anaknya.
“Akan tetapi, untuk urusan ngaji agar bisa pintar baca Al Qur’an, ngasih ke guru ngaji hanya dua puluh ribuan,” kata Zarkasyi disambut tawa para hadirin.
Melalui LPQQ Indonesia – suatu organisasi independen yang tak ada urusannya dengan dunia politik – Organisasi yang dibimbing para tokoh ulama, tokoh akademisi dan tokoh masyarakat muslim dari berbagai disiplin ilmu dan kepakaran, menggagas untuk melakukan Gerakan Nasional Pengentasan Buta Aksara Al Qur’an.

“Dengan cara seperti ini, kita membangun kebersamaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, sekaligus memuliakan para mualim Al Qur’an,” lanjut Zarkasyi.
Buat LPQQ sendiri, ini adalah tahun kedua dalam perjalanannya mengentaskan buta aksara Al Qur’an. Kiprah awalnya, dideklarasikan secara nasional di Masjid Istiqlal Jakarta – sebagai organisasi masyarakat ( ormas) pada 11 Desember 2022.
Yang diterapkan oleh LPQQ dalam mengentaskan buta aksara Al Qur’an adalah membangun kebersamaan dan meningkatkan melalui gerakan berjamaah, dengan melibatkan semua lapisan dan golongan untuk memfasilitasi dan memberikan kesempatan belajar membaca Al Qur’an.
Dengan cara membentuk pembelajaran pada Kelompok Belajar Membaca Al Qur’an (KBMA) secara talaqqi klasikal – melalui metode Ishlah.
Metode Ishlah adalah kumpulan materi pembelajaran membaca Al Qur’an secara klasikal, dari mulai pengenalan huruf hijaiyah dan makrojnya, harokat huruf, bacaan panjang pendek, pengenalan tajwid praktis, latihan membaca dengan bacaan sholat, kalimat thoyyibah dan do’a, serta ayat-ayat dan surah pilihan yang disajikan secara sistematis, tentu didukung oleh aplikasi khusus.
LPQQ ini dikhususkan dari kalangan remaja, dewasa, bahkan lansia, serta para pelajar dan mahasiswa – yang belum berkesempatan belajar membaca Al Qur’an.
Dari sekian peserta ada yang mendapatkan beasiswa untuk menjadi sarjana Al Qur’an. LPQQ bekerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk mencetak sarjananya. (KH/akizar)
