Jumpa pers Wahana Musik Indonesia (WAMI) di Twin House, Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).
KABARHIBURAN.id – Wahana Musik Indonesia (WAMI) telah melakukan berbagai pencapaian penting dalam ekosistem musik Indonesia.
WAMI adalah sebuah Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Indonesia yang bertugas mengelola penggunaan Karya Cipta lagu/musik milik anggotanya, terutama untuk royalti atas Hak Pengumuman (Performing Rights).
Sepanjang 2024 lalu, semakin banyak pencipta dan penerbit musik yang mempercayakan karyanya kepada WAMI.
“Sampai saat ini ada 960 pencipta lagu dan 5 penerbit musik bergabung dengan WAMI,” kata Adi Adrian, Presiden Direktur WAMI, di Twin House, Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).
Dijelaskannya, total anggota WAMI mencapai 5.806, sementara katalog lagu bertambah 33.789 lagu, sehingga kini mencapai 243.313 lagu.
Dari sisi penghimpunan, WAMI berhasil mencapai kenaikan sebesar 40 persen dari tahun sebelumnya, dari 132 miliar rupiah di tahun 2023 menjadi 185 miliar rupiah di tahun 2024.
WAMI juga berhasil mendistribusikan royalti sebesar Rp 123,6 miliar sepanjang 2024.
Hal ini mencerminkan kinerja positif WAMI serta semakin kuatnya kesadaran akan performing rights di industri musik.
“Saya bangga atas pencapaian luar biasa kami di tahun 2024, dengan pertumbuhan signifikan dalam katalog lagu dan anggota, serta keberhasilan dalam penghimpunan dan distribusi royalti,” kata Adi Adrian.
WAMI, lanjut keyboardis KLa Project tersebut, terus berkomitmen untuk meningkatkan layanan, transparansi, dan edukasi hak cipta di tahun 2025 demi memperkuat ekosistem musik Indonesia.
Selain itu, WAMI juga menandai langkah besar dalam transparansi dan efisiensi dengan meluncurkan sistem ATLAS.
ATLAS adalah platform digital yang mempermudah pengelolaan data royalti secara lebih akurat.
Dari sisi hukum, WAMI memperkuat penegakan lisensi dengan membangun tim legal, memastikan hak pencipta dan pemegang hak musik semakin terlindungi.
“Memasuki tahun 2025, WAMI berkomitmen untuk terus memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan – anggota, pengguna musik, dan masyarakat luas – melalui peningkatan kinerja, akuntabilitas, dan pelayanan yang lebih baik,” kata Adi Adrian.
Beberapa fokus utama WAMI tahun ini meliputi:
– Pembaruan peraturan distribusi royalti agar lebih optimal.
– Melanjutkan penguatan kegiatan penghimpunan royalti melalui legal efforts, termasuk menuntut pengguna musik yang tidak membayar.
– Peningkatan layanan, antara lain melalui portal anggota untuk dapat memantau hak dan pendapatan mereka secara lebih mudah dan real-time, pendaftaran anggota baru secara online, dan upaya-upaya lain untuk meningkatkan kualitas komunikasi dengan anggota.
– Edukasi hak cipta yang lebih luas, antara lain melalui program WAMI Goes To Campus serta kolaborasi dengan komunitas musik untuk meningkatkan pemahaman tentang performing rights.
– Peningkatan benefit keanggotan di luar distribusi royalti, antara lain melalui inisiatif social fund, open mic, community gathering, dan lain-lain.
“Dengan pencapaian yang telah diraih dan rencana strategis ke depan, WAMI optimis bahwa 2025 menjadi tahun yang lebih gemilang bagi industri musik Indonesia,” pungkas Adi Adrian. (KH/ian)
