Tiarma Sirait (Foto: Dok. @tiarmasirait)
KABARHIBURAN.id – Cemara 6 Galeri akan menggelar pameran tunggal lukisan batik kontemporer karya Tiarma Sirait. Pameran bertajuk “Batik Dalam Dimensi Baru” itu, akan digelar pada tanggal tanggal 3 – 16 Oktober 2024.
Tiarma Sirait adalah seorang pelukis, seniman fesyen dan desainer tekstil berbasis di Bandung. Selama ini, ia kerap menampilkan berbagai jenis karya,dari instalasi, pertunjukan, tekstil, dan fesyen.
Batik bagi Tiarma Sirait merupakan elemen penting dalam diplomasi budaya antara Indonesia dengan dunia internasional. Batik menjadi medium dalam menggabungkan kebudayaan dari negara yang berbeda.
Karenanya, pada karya Tiarma Sirait selalu terjadi fusion. Fusion antara yang tradisional dengan yang baru, fusion antara Indonesia dengan budaya global, dan fusion antara batik yang sudah ada dengan gayanya sendiri.
Flora dan Fauna
Dalam pamerannya kali ini, Tiarma Sirait tidak mengeksplorasi secara spesifik gaya batik tertentu seperti yang dilakukan sebelumnya. Ia lebih menekankan eksplorasi pada flora dan fauna.
“Ketika melukiskan binatang atau benda-benda yang digambarkan pada pameran ini, kita akan melihat bagaimana Tiarma dengan seksama melukiskan detail yang menakjubkan,” kata Anna Sungkar, kurator pameran ini dalam siaran persnya, Jumat (27/9/2024).

Kembali dijelaskannya, selain variasi menarik dari motif yang ditampilkan, Tiarma juga memperlihatkan kerapihan dalam pembuatannya.
“Berbeda dengan batik pesisir yang warnanya blink-blink dan ngejreng, karya batik Tiarma menampilkan warna yang kalem dan lembut, dengan kombinasi yang harmonis. Hal itu menunjukkan dimensi baru atas aspek kontemporer dari batik ciptakannya,” kata Anna.
Manifestasi Seniman
Sementara itu, suatu kebahagiaan bagi Tiarma Sirait, apabila ia dapat menampilkan percobaan-percobaannya itu secara utuh dalam suatu pameran tunggal kali ini. Hal ini menjadi barometer pencapaiannya, utamanya pada karya batik.
“Pameran ini juga merupakan manifestasi seorang seniman yang serius dalam menekuni batik demi menancapkan ideologinya agar batik terus lestari dan menjadi alat diplomasi serta transformasi budaya,” katanya.
Menurutnya, keberlanjutan batik tidak saja bergantung pada pelestarian bentuk, nilai dan filosofi tradisinya, tetapi perlu dimaknai oleh pengembangan dari perspektif artistik, teknologi dan pemaknaannya hari ini.
“Saya berupaya melakukan inovasi melalui proses trans-medium, memindahkan ekspresi batik di atas kain menjadi ekspresi di atas kanvas, dengan mempertemukan berbagai unsur simbol, motif, bentuk, warna sesuai dengan tema maupun ungkapan ekspresi yang ingin dihadirkan,” kata Tiarma.
“Disamping menggabungkan berbagai elemen batik, saya menghadirkan serial lukisan, yang idenya bersumber dari flora dan fauna, yang diabstraksi seperti yang kita jumpai dalam karya-karya batik tradisi, tetapi dengan komposisi tunggal, tanpa motif berulang seperti halnya dalam batik tradisional,” sambungnya.
Tiarma menambahkan, secara tematik, spirit perempuan menjadi daya dan bentuk yang kuat dalam karyanya, sebagai bagian tak terpisahkan dengan alam di satu sisi, tetapi juga dengan peranannya dalam perkembangan peradaban.
“Dalam eksplorasi karya kali ini, teknologi digital dalam bentuk augmented-reality akan menjadi bagian dari pameran,” katanya.
Sosok Tiarma Sirait
Tiarma Sirait adalah seorang pelukis, seniman fesyen dan desainer tekstil berbasis di Bandung. Ide-ide melukisnya dikembangkan dari pengalamannya dalam fesyen dan tekstil, dengan batik sebagai salah satu motif eksplorasinya.
Ia mulai belajar melukis pada seniman senior Barli Sasmitawinata semasa duduk di bangku SMP. Pada tahun 1994, Tiarma lulus dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam bidang Desain Tekstil.
Kemudian ia melanjutkan ke Institut Teknologi Royal Melbourne (RMIT) dalam bidang Desain Mode, dan Program beasiswa STINT (The Swedish Foundation for International Cooperation in Research & Higher Education), serta menyelesaikan Magister Fashion dan Desain Tekstil di University of Borås, Swedia.
Pada tahun 1997, ia memulai studio pribadinya yang diberi nama “Studio Poleng”, untuk fesyen dan lukisan.
Kiprahnya di bidang desain dan fesyen telah diakui oleh banyak lembaga seni internasional. Ia banyak melakukan pameran di banyak negara dan menerima berbagai penghargaan dari dalam negeri dan luar negeri seperti Korea, Perancis, China, India, Lithuania, dan Australia.
Selain telah berpameran di seluruh Indonesia, ia juga pernah berpameran di Bangladesh, Bosnia Herzegovina, Kamboja, Kanada, Kolombia, Kuba, Denmark, Jerman, Hongaria, India, Italia, Jepang, Malaysia, Myanmar, Filipina, Polandia, Portugal, Singapura, Slovakia, Spanyol, Swedia, Thailand, Turki, Vietnam, Inggris, dan Amerika Serikat.

Karyanya dikenal provokatif secara visual dan menggugah pemikiran, dengan mempertanyakan semua kearifan konvensional baik dari Timur maupun Barat.
Tiarma mulai mengeksplorasi batik sejak tahun 1997. Saat itu, ia melakukan eksplorasi terhadap batik Jambi, yang kemudian dipamerkannya di Import Shop Berlin pada tahun 1999.
Kemudian dilanjutkan dengan mengeksplorasi batik Indramayu yang dipamerkannya di pameran Klondike Days 2000, Edmonton, Canada.
Di tahun 2008 ia mengeksplorasi batik Jawa dengan gaya Harajuku yang dicampur dengan gaya desain pribadinya. Harajutik (Harajuku in Batik) ditampilkan di even Javarizm, Tokyo.
Karya Tiarma dalam bidang lukisan, fotografi, dan fashion performans telah diakui oleh banyak institusi seni internasional.
Ia telah berpartisipasi dalam lebih dari 400 pameran, dan diakui oleh banyak lembaga seni dan acara internasional, serta menerima berbagai penghargaan, antara lain;
2024: BIEAF ‘Change To ECO’ World Artist 10 di Korea
2023: Maratona Internazionale D’Arte (Terza Edizione) di Italia
2023: The World Platinum Senior Artist Award: Dream Big the Global International Awards di India
2023: 1st Winner di Kompetisi Aquarel pada 4th Watercolor Biennale di Lithuania
2022: 1st Winner di kompetisi fotografi pada 3rd International Photography Biennale di Lithuania
2021: Raja Ravi Varma International Award
2021 di Guwahati, Assam, India
2017: Excellent Skill Award dari Mayor of the Nowon-gu di World Youth Art Festival, Ajung Art Museum, Seoul – Korea
2015: Finalis Gudang Garam Indonesia Art Award (GGIAA) di Galeri Nasional, Jakarta –Indonesia
2008: Karya “Won’t Ever Be” menjadi koleksi permanen di Olympic Fine Arts Museum, China
2002: Menjadi perwakilan Indonesia di Concours International des Jeunes Createurs de Mode 2002 di Paris, Perancis.
Pameran tunggal lukisan batik kontemporer karya Tiarma Sirait ini, akan dibuka pada Kamis, 3 Oktober 2024, pukul 16.00 WIB, oleh Ketua Yayasan Cemara 6 Galeri, Dr. Inda Citraninda Noerhadi.
Cemara 6 Galeri yang berlokasi di Jl. HOS. Cokroaminoto No. 9-11, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, didirikan pada 1993 oleh Prof. Dr. Toeti Heraty. (KH/ian)
