Jumpa pers TIMFest di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/11/2024). (Dok. Timfest)
KABARHIBURAN.id – Merayakan hari jadi ke-56, Taman Ismail Marzuki (TIM) akan menggelar sebuah festival seni bertajuk TIMFest 56, yang berlangsung pada 7 hingga 10 November 2024 di TIM, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Festival ini akan menampilkan beragam bentuk seni, mulai dari tari tradisional, teater modern, hingga musik tradisi dan modern.
Selain pertunjukan seni, TIMFest juga akan menghadirkan fashion show, art culinary, pemutaran film independen dari filmmaker muda, pembacaan puisi, serta instalasi seni interaktif.
Ryan Kampua, Program Director untuk Panggung Betawi Punye Gaye, mengungkapkan bahwa belasan musisi dan grup musik tanah air akan memeriahkan acara ini.
“Untuk headliner-nya kita ada bangkutaman, Sandy Canester, dan Franki Indrasmoro. Selain itu, ada juga musisi-musisi emerging dan beberapa muka lama,” kata Ryan Kampua, saat jumpa pers TIMFest di TIM, Senin (4/11/2024).
Di Panggung Betawi Punye Gaye, pengunjung dapat menikmati musik tradisional Betawi dan penampilan musik dangdut.

Anisa Nastiti, Ketua TIMFest dan Dewan Kesenian Jakarta Komite Film dan Komisi Filantropi, menambahkan bahwa gelaran tahun ini juga menyajikan pidato kebudayaan yang akan disampaikan sutradara film Garin Nugroho.
“Pidato kebudayaan menjadi wadah refleksi mendalam terhadap perkembangan budaya, politik, dan sosial di Indonesia,” jelas Anisa.
Acara TIMFest diharapkan menjadi refleksi karya dan budaya seni Indonesia serta mempromosikan potensi seni budaya DKI Jakarta di skala nasional.
Arif Rahman, Kepala UP PKJ TIM, menekankan pentingnya pengembangan potensi dan kreativitas para talenta muda dalam seni budaya.
“Kegiatan ini merupakan wadah untuk berinovasi dan melestarikan seni budaya, serta menumbuhkan kecintaan terhadapnya,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Iwan Henry Wardhana, mengatakan bahwa Taman Ismail Marzuki (TMI) lebih dari sekadar tempat pertemuan.
“Dengan semangat menunjukan TIM sebagai ‘kawah candradimuka’ bagi seniman Indonesia. TIM adalah penghormatan hidup bagi semangat seni Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Bambang Prihadi, Ketua Bidang Dewan Kesenian Jakarta, menambahkan, TIM adalah panggung di mana masa lalu, masa kini, dan masa depan bertemu.
Anisa Nastiti mengajak masyarakat pecinta seni di Jakarta dan sekitarnya untuk merayakan TIMFest 56 dan melihat secara langsung etalase seni Indonesia.
“Karena acaranya gratis, kita mau ajak orang-orang untuk merayakan peninggalan Bang Ali Sadikin ini, yang memang ditujukan untuk tempat bertemunya seniman dan para penikmat seni,” katanya. (KH/abi)
