Kegiatan Sanlat Season 6 yang digelar Pondok Pesantren Hidayatul Muna.
Oleh: Anne.Y.Wachyuni
KABARHIBURAN.id – Di tengah derasnya arus hiburan digital yang nyaris menyita seluruh perhatian anak-anak selama libur sekolah, sebuah oase spiritual hadir di kawasan sejuk nan hijau Ciumbuleuit, Bandung, Jawa Barat.
Fenomena itu dirasakan saat Pondok Pesantren Hidayatul Muna kembali menggelar pesantren kilat (sanlat) ke-6 kalinya – sebuah program unggulan yang menyulap liburan menjadi ruang tumbuh kembang bagi karakter Qur’ani anak-anak.
Berlokasi di Jl. Bukit Raya Atas No. 6, kawasan Punclut yang terkenal akan udara segarnya, Sanlat Season 6 ini berlangsung pada 30 Juni hingga 7 Juli 2025.
Dengan “investasi” per anak Rp50.000 –- sebanyak 60 anak usia sekolah mendapatkan pengalaman liburan yang tidak biasa: belajar agama, bermain, dan membangun karakter dalam satu paket yang menyenangkan.
“Pesantren kilat ini memang dirancang bukan sekadar untuk mengisi waktu luang, tapi untuk membangun pondasi spiritual, sosial, dan kepemimpinan anak sejak dini,” ujar Ustaz Aob, salah satu pengajar di program ini.

Selama sepekan, para peserta mengikuti berbagai aktivitas yang dirancang dengan pendekatan fun learning namun tetap sarat makna. Mulai dari belajar tajwid plus nadzom Tuhfatul Athfal, fiqih, aqidah, akhlak, doa-doa harian, hingga tadarus Qur’an.
Tak hanya itu, kreativitas dan permainan interaktif juga menjadi bagian penting dari proses belajar yang membuat anak-anak merasa betah.
Suasana di sekitar pesantren pun ikut “hidup”. Warung-warung kecil, penjaja makanan dan para pengemudi angkot yang biasa sepi, mendadak ramai. Setiap pagi, angkot penuh dipenuhi oleh anak-anak sanlat, ” Rame pisan,” kata salah seorang supir angkot seraya tersenyum.
Program ini tidak berdiri sendiri. Para ustaz dan ustazah muda yang juga santri pondok pesantren turun tangan penuh dalam membimbing anak-anak.
Ustazah Risma, sebagai penanggung jawab Sanlat Season 6 menyebut bahwa sanlat ini adalah ladang keberkahan yang bisa dirasakan oleh semua pihak.

Puncak kegiatan diwarnai dengan acara penutupan yang sederhana namun penuh haru: sambutan, doa bersama, pembagian hadiah untuk peserta terbaik, dan renang bersama sebagai simbol kegembiraan setelah menempuh perjalanan spiritual selama seminggu.
Pesantren kilat liburan bukan hanya soal mendalami agama, tapi juga menyemai nilai kebersamaan, disiplin, serta kecintaan pada ibadah.
Di tengah tantangan zaman, kegiatan ini menjadi penegas bahwa liburan tak harus selalu soal jalan-jalan atau scrolling media sosial. Ada cara yang lebih mendalam dan bermakna, dan Hidayatul Muna telah menunjukkannya.
Sanlat Season 6 bukan hanya mengenalkan huruf-huruf hijaiyah, tapi juga mengajarkan tentang kehidupan. Tentang bagaimana menjadi anak yang tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak dan berjiwa Islami.
“Walaupun di setiap liburan sekolah aku ngasuh, tapi ada kebahagiaan tersendiri saat anak-anak mau mengisi liburannya dengan mengaji dan senang rasanya bisa menebar manfaat ke orang sekitar,” pungkas ustazah Risma. (KH/***)
